Posted by: todung | 27 December 2008

MERRY CHRISTMAS, Pajojorhon

 NATAL DI KAMPUNG, PAJOJORHON

 

Kegiatan pajojorhon merupakan sebuah pertarungan rohani yang sangat berkesan. Masing-masing siswa sudah dibagikan ayat Alkitab sebanyak 1 hingga 3 ayat yang berkaitan dengan kelahiran Tuhan Yesus. Ayat hafalan itu sudah dibagi 2 bulan sebelumnya oleh Guru untuk dipelajari, dan harus dihafal, tidak bisa dibaca pada saat pajojorhon. Istilah pajojorhon berarti mengumandangkan Firman Tuhan yang sudah harus dimulai sejak dini usia.

Masing-masing anak menyajikannya di atas altar Gereja dengan suara yang lantang, jernih dan jelas. Saat pajojorhon, orang tua diwajibkan hadir, sehingga apabila anaknya menyajikannya dengan salah maka orang tua sangat marah besar sepulangnya di rumah. Sehingga bila terjadi kesalahan saat pajojorhon, anak-anak harus siap menerima bogem omelan bukan hanya dari orang tua juga kakak kelas, tetangga dan guru, diomeli sebagai anak bodoh, dan bahkan disebut sebagai penghinaan kepada Tuhan Yesus.

Anak kelas 1 SD pajojorhon di atas altar sekaligus 10 orang yntyk pajojorhon 1 atau 2 ayat Alkitab, dimulai dari Kejadian (1 Musa) 1 ayat 1: “Dimula ni mulana ditompa Debata langit dohot tano (Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi)”. Dilamjutkan dengan rombongan kelas satu lainnya. Dilanjutkan dengan rombongan kelas dua satu kelompok 5 orang sama-sama menyebutkan 1-2 ayat. Rombongan kelas 3 selanjutnya masing-masing 2 atau orang satu rombongan. Kelas 5 dan kelas 6 pajojorhon seorang diri. Suatu kebanggaan bila ayat Alkitab boleh disajikan oleh anak yang agak lebih pintar hingga 6 ayat terutama dalam mengiringi Lagu Malam Kudus yaitu “Sonang ni bornginnai” seperti tertulis dalam Lukas 2 ayat 1 – 6. lebih dibanggakan lagi apabila anak itu pajojorhon sambil mengajak Jemaat keseluruhan untuk sama-sama bernyanyi. Kesempatan itu hanya untuk anak yang sangat luar biasa.

Perayaan Natal dengan pajojorhon berakhir seiring dengan hampir seluruhnya lilin di Pohon Terang akan mati. Perhatian anak-anak yang paling dekat dengan Pohon Terang sudah tidak mengikuti acara agenda penutupan, sudah siap siap menuju ke arah Pohon Terang untuk secara pelan-pelan mengambil sisa-sisa lilin yang masih tersisa. Maklum, susahnya memperoleh lilin Natal di kampung.

Besoknya anak-anak sudah libur, tidak ada lagi kegiatan sekolah setelah perayaan natal, dan akan libur hingga Minggu kedua bulan Januari tahun depannya. Perayaan Natal dan Tahun Baru merupakan satu paket resmi dengan Libur Sekolah dari pemerintah. Beda dengan sekarang, hanya lebaran yang satu paket resmi dengan libur dari pemerintah secara nasional. Kita sering mempertanyakan hal ini dalam hati.

Libur hari pertama, semua pengalaman perayaan natal menjadi bahan pembicaraan anak-anak. Cerita pajojorhon Alkitab belum akan selesai disitu saja. Anak-anak masih harus pajojorhon pada acara tahun baruan yang diselenggarakan oleh Keluarga selepas jam 00. Juga masih disajikan bila ada acara sekampung (parsahutaon) atau bila ada tamu datang terutama menyambut kedatangan Paman (Tulang) atau pada saat berkunjung ke rumahnya.


Responses

  1. Pajojorhon, saatnya bergaya didepan umum, layaknya dunia mode..baju baru, rambut pakai lavender, hehehe..pat dimiaki dohot miak makkan…sudeee marlas niroha, rap mangan di singkola..hehehe..

    .
    Sungguh sangat indah Natal di kampung. Saya bandingkan dengan Natal di kampung lain di IBTeng dan IBTim juga di Jawa, dan juga di kampung kita sekarang ini, ada beda cara namun hakekat perayaannya sama. Selamat Natal dan Tahun Baru. Love, Love n Love (TodungLToruan)

  2. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada korban-korban bakaran. (Hosea 6:6)

    Apakah yang akan kita lakukan di tahun baru 2009 ini sebagai persembahan kepada Allah? Ibadah-ibadah yang semarak, nyanyian-nyanyian merdu dan indah, gedung gereja megah dan mewah, atau pengumpulan dana besar-besaran? Atau apa?

    Melalui nabi Mikha Tuhan Allah menegaskan Dia tidak pernah menuntut apa-apa dari umatNya kecuali keadilan, kesetiaan dan kerendahan hati. (Mikha 6:6-8) . Hari ini Tuhan mengatakan Dia lebih menyukai kasih setia dan pengenalan mendalam akan diriNya daripada upacara korban-korban bakaran atau sembelihan. Jadi, Tuhan tidak pernah menginginkan persembahan yang terbaik dari kita umatNya.

    Nabi Hosea mengatakan hubungan kita dengan Tuhan Allah ibarat relasi suami-istri yang terikat kepada perjanjian kasih dan kesetiaan. Hubungan kita dengan Allah bukanlah hubungan intim tanpa ikatan, tetapi hubungan yang dalam dan kukuh berdasar perjanjian. Tuhan Allah mengasihi kita dan Dia meminta kita juga harus mengasihi Dia. Tuhan Allah setia kepada kita dan Dia meminta kita juga harus setia kepadaNya. Sama seperti dalam pernikahan kita tidak boleh berselingkuh atau berzinah, begitu jugalah dalam hubungan kita dengan Tuhan Allah.

    Namun bukan hanya kesetiaan. Tuhan juga meminta pengenalan mendalam. Sama seperti Dia mengenal kita sedalam-dalamnya maka kita juga harus belajar mengenali Tuhan secara mendalam, berhubungan kontinu dan intens denganNya, dan hidup bersamaNya hari demi hari dalam kasih abadi.

    .
    “SELAMAT TAHUN BARU, SEMOGA TAHUN INI MENJADI TAHUN BERKAT BAGI KITA SEMUA, KHUSUSNYA BAGI KELUARGA BAPAK PROF.”
    Terima kasih, sebuah petikan Firman yang sangat berguna untuk disiarkan kepada seluruh pembaca agar lebih mendahulukan kekuatan Firman Tuhan dalam menyambut Tahun Baru 2009, tidak harus dengan hura-hura. Menurut saya yang selalu kita dengungkan ialah “kasih”, mari kita saling mengasihi baik sesama yang baik atau pun yang menjadi musuh, juga terhadap lingkungan terutama kepada Tuhan. Dalam berkoinonia (bersekutu) kita berdiakonia (berbuat dan peduli) serta bermarturia (bersaksi) sebagai wadah mengejawantahkan kasih dalam perjalanan hidup kita. Love, Love n Love (TodungLToruan)

  3. With regard to Jesus, we Muslims believe that He is the son of Mary but not the Son of God. He was conceived and born miraculously. In his cradle, he talked to people who accused his mother of fornication and testified that his mother was absolutely pure. He is not a Son of God in any sense and he no other being fathered him. He is a spirit from Allah and a word from Him that came to Mary, and he was directly created by the power of this word. He is a spirit from Allah in the sense that, unlike other humans, his spirit was given to Mary before his body. That is why Allah calls him a spirit from Him.

    Allah cannot take a shape or any form of substance; nothing in His creation is similar to Him. He is above time and space, shape or physical qualities. If we say that Jesus was the Son of God, we would do something totally against our mind and reasoning and we would totally ignore the very nature of God. God has not got a wife or any carnal and intimate relationship with any of His creation, nor any kind of physical touch. To say Jesus is the Son of God is to say that Mary was the wife of God and no one accepts this. Since no one accepts this, it is against our reasoning and intellectual persuasive.

    If Jesus was created without a father, this does not mean that God is his father, simply because of the difference in nature between Jesus and God. Jesus was born in time and in a certain place; he grew up from babyhood to adolescence to maturity. He died in his middle age. The description of Jesus we have in the four Gospels and in the New Testament is a description of a man, not of God. Jesus cried, felt tired, suffered and became fatigued. Like all humans, he sought rest and comfort. He felt hungry and searched for food and even got angry because of his hunger, as in the Gospel when he went to the fig tree to find some fruit to eat and when he did not find any, he hit the tree and cursed it. Jesus once felt very tired and some ladies came and massaged him and anointed his feet with perfume. He felt fresh and satisfied as any human. He suffered sickness and even when, according to the Gospel, he was taken by the Roman soldiers to the cross, he was totally unable to carry his own cross. When he was hanged, he cried loudly: “My God! My God! Why have You have forsaken me!” He did not say, “My father.”

    Again, according to the Gospel, before he was taken to the cross, he prayed to God to save him from this plight. But finally he surrendered himself to the will of God. What we are telling is taken from the four Gospels. We ask again why should God beget a son? And why one son only? And why not a daughter as well? And how did God send His Son Jesus to be treated inhumanely and let people mock at him and spit in his face? One may say that he was sent and underwent all of these actions in order to release us from the bondage of the original sin committed by Adam and to take our sin away and to reconcile ourselves to our Creator. Unfortunately, there is no direct statement by Jesus himself that he came to fulfill this mission. He was very clear to tell people that God is my God and yours. He used to pray to God and ask Him for support and comfort. He never said, “I am God” or “I am the Son of God.” Rather, he was called several times in the Gospels “a prophet” and “a mighty prophet”. He was also called “the servant of God” like Prophet Muhammad after him. People used to shout, “Here a prophet has risen among us” and repeated this phrase whenever Jesus performed a miracle in front of people.

    In the Gospel, he is also called the son of man. “Man” here could be a reference to Mary or Mary’s father, as an indication to trace Jesus’ genealogy to his mother since he has no father. The Christian theologians understand very well that it is beyond reason to prove the that Jesus is a Son of God or that Jesus is divine; but it is very easy and straightforward to prove the manhood and the prophethood of this great Messenger of God.


Leave a comment

Categories